Minggu, 12 Juli 2009

Kisah Seorang Guru


Udah lama ga posting ni... sebernya sih banyak cerita yang belum sempet teruang di ini blog...
Cause banyak skali kegiatan sekolah yang menyita waktu, mana sempat deh online untuk ngeblog (so sibuk deh),hehe...

Dari mulai perpisahan anak2 kelas 9 yang membuat kebahagian tersendiri, ngga disangka waktu itu dapet doorprize gt...kipas angin bo...tadinya pgn dbwt blog sndri ttg kjadian itu, tapi apa boleh buat dengan keterbatasan waktu, trs liburan yang tiada henti ke sekolah... belum lagi kehilangan temen2 seangkatan saat rekrutment masuk sini.. mereka di rolling...hiks hiks :'(

Eh ternyata hari pertama sekolah sangat terasa suasana yang baru dengan tidak adanya mereka, anak2 yang baru dan hal2 baru lainnya. Semoga saja ini bisa membuat ra tetap semangat dan terus bertahan... Amin ya Allah (jadi inget au deh :D )

Kebetulan ni pas buka imel ada kiriman dari temen yang isinya bagus, nampaknya layak unmtuk di sharingkan agar kita bisa ngambil hikmah dari cerita di bawah ini... semoga kita tetep bersyukur ma Allah dengan semua yang diberikanNya... (inget b'anggun ni ;) ) kataya,"Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan..." dalem banget tuh... padahla waktu SPN pernah denger , sebelum2nya juga pernah...tapi beda aja pas kondisi kita lg down, serasa kita di ingatkan kembali..

Ya mungkin gitu aja prolog dari ira, semoga temen2 bisa nikmatin bacaan dibawah ini, selamat membaca semoga bermanfaat :)

Kisah Seorang Guru
oleh: Fay Basayev
Berhubungan dengan sedekah, saya ingin membagi pengalaman "Nikmatnya Bersedekah" yang dialami Guru saya. Kisah ini benar terjadi, orang yang mengalami peristiwa ini masih hidup sampai hari ini.
Pada suatu ketika, guru saya itu sedang terlilit masalah hutang. Sekedar mengingatkan, beliau memiliki hutang bukan karena kelalaian atapun urusan pribadi semata. Katakanlah, beliau terlibat masalah hutang karena demi kebaikan.
Singkat cerita, karena nominal yang sangat besar (200juta), guru saya itu agak kesulitan mencari uang untuk menggantinya. Pada suatu siang, sepulang beliau beraktivitas. Beliau didatangi oleh seorang pengemis tua renta.
Pengemis tua itu, datang dengan berucap salam dan guru saya pun menyahut sambil menghampirinya. Niat guru saya adalah memberinya sedekah dengan nominal yang seadanya. Namun dengan wajah memelas, pengemis tua itu berkata kepada guru saya, bahwa ia sangat lapar. Ia meminta kepada guru saya, untuk diberikan makan.
Padahal, kebetulan pada waktu itu guru saya baru saja pulang juga sangat lapar dan sudah siap menyantap makanan yang sudah ia siapkan untuk dirinya. Yang ironis adalah makanan yang ada cuma sekedarnya dan hanya sedikit alias hanya cukup untuk 1 orang.
Sejenak guru saya itu merasakan dilema. Padahal ia baru saja pulang dan merasa lapar. Bila ia memberika makan kepada pengemis tua itu, otomatis... tidak ada bagian untuknya. Karena pada saat itu, kondisinya sangat sulit bagi guru saya, untuk membelikan makanan. Karena merasa kasihan, akhirnya ia memberikan makanan miliknya kepada pengemis itu.
Setelah mempersilahkan ia masuk dan duduk di bangku teras depan, guru saya juga memberikan makan, minum juga sebuah mangkuk untuk mencuci tangan. Si pengemis dengan lahap menyantap makanan, lalu guru saya masuk ke dalam.
Beberapa menit guru saya di dalam rumah menunggu si pengemis, ia sempat mengintip melalui pintu. terlihat si pengemis, masih asik menyantap makanan. yang anehnya adalah, si pengemis makan dengan lahap, namun tidak selesai-selesai. Beberapa kali guru saya mengintip kedepan, ia masih asik duduk menyantap makanan.
Setelah beberapa menit guru saya menunggu di dalam, tiba-tiba ia merasakan keanehan. Keadaan mendadak sepi. kemudian memutuskan keluar untuk melihat pengemis tua itu. Tetapi pengemis tua itu sudah tidak ada disana. Yang terlihat hanya piring yang ditutup koran dan ditumpuk dengan mangkuk cucian tangan.
Guru saya sempat terdiam sejenak, sambil memikirkan kapan si pengemis tua itu pergi?. Ia pun bergegas mengambil piring bekas makan pengemis tua itu. Disinilah keajaiban terjadi, didalam piring itu ia menemukan beberapa "gepok" uang pecahan 100.000-an.
Guru saya sempat terpaku dan bingung. Ada apa dan kenapa? dalam benaknya. Siapa pengemis tua itu? Apakah uang ini untuknya? apakah ini cobaan? atau sebuah jawaban? apakah ia berhak atas uang ini?
Guru saya menghitung jumlah uang itu. Totalnya 70-Juta Rupiah dan ia sempat menyimpan uang itu beberapa waktu. Setelah bertukar pikiran dengan teman dan kerabatnya, semua berpendapat kejadian itu adalah pertolongan dari Allah SWT, yang mana ia dimudahkan akan masalah hutang yang membelitnya.
Allahualam, kejadian ini benar-benar terjadi. Semoga menjadi pelajaran dan dapat diambil hikmahnya bagi kita semua.